Ave Neohistorian!
Salah satu misteri terbesar dalam sejarah Jawa adalah identitas pendiri Kerajaan Demak, Raden Patah. Versi paling populer mengenai beliau bersumber dari Babad Tanah Jawi (1722) bahwasanya ayahanda beliau adalah Raja Majapahit terakhir, Prabu Brawijaya dan ibunya adalah selir Tionghoa bernama Siu ban Ci. Siu Ban Ci kemudian dititipkan pada anak Brawijaya dari isterinya yang seorang raksasa yakni Arya Damar. Kelak Raden Patah akan mengkudeta ayahnya sendiri.
Masalahnya nama Prabu Brawijaya tak ditulis oleh sumber sezaman seperti Prasasti Petak (1486) menyebut nama Raja Majapahit terakhir sebagai Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Nama Brawijaya tertera dalam Kidung Pañji Wijayakrama pupuh I, bait 45. Nama Bhra artinya mulia dan Bhra Wijaya di Kidung Panji Wijayarama merujuk pada Raden Wijaya, pendiri Majapahit.
Sumber sekunder sejaman yang menulis nama yang mirip dengan Brawijaya adalah Summa Oriental (1512-1515) karya Tome Pires bahwa Raja Majapahit terakhir adalah Batara Vojyaya. Akan tetapi Raden Patah (Pate Rodim) bukanlah anak Batara Vojyaya melainkan keturunan orang rendahan di Gresik. Para Pate di Jawa pesisir, termasuk Pate Rodim bukanlah orang Jawa asli melainkan ekspatriat berdarah Arab, India atau Tionghoa. Keterangan di Summa Oriental sinkron dengan sumber tidak sezaman seperti naskah Purwaka Caruban Nagari (1720) yang menyebut kakek Raden Patah sebagai ulama Tionghoa asal Gresik bernama Tan Go Hwat
Fakta bahwa keluarga Raden Patah adalah orang rendahan di Majapahit, sinkron dengan struktur sosial Imperium Majapahit yang menempatkan orang Jawa sebagai Ras Mulia (Wwang Yukti) dan ekspatriat sebagai orang selevel pelayan (Wwang Kilalan). Apabila ekspatriat tersebut tidak beragama Hindu/Buddha maka digolongkan sebagai Kaum Mleccha (orang barbar).
Kesimpulannya, berdasarkan sinkronitas sumber sezaman dan tidak sezaman, Raden Patah bukanlah keturunan Raja Majapahit. Sebaliknya, teori bahwa Raden Patah berdarah Tionghoa, masih lebih kuat.
Penulis: Teuki Alif Ananda
Editor : Irene Monica
Sumber :
Navida Syafaaty. Masalah Keagamaan & Geneaologi Raden Patah. Skripsi UIN Jakarta
+ There are no comments
Add yours