Phryne: Melepas Busana Demi Lolos Dari Eksekusi

Ave Neohistorian

Terdapat seorang perempuan cantik jelita yang hidup di Polis Athena, Yunani, pada abad ke-empat sebelum masehi. Perempuan itu bernama Mnesarete namun ia lebih dikenal dengan julukan Phryne karena memiliki warna kulit kuning (mungkin sawo matang).

Ia dilahirkan di Thespie, tapi ia hidup di Athena. Phyerne terkenal sebagai seoarang hetaerai, yakni perempuan yang kehidupannya hanya untuk meneguk kesenangan badaniyah dengan para laki-laki. Reputasinya sebagai pelacur menggaung ke seisi kota Athena karena ia memiliki modal berupa kecantikan wajah dan kemolekan tubuh yang diakui oleh semua orang.

Suatu hari, Phryne ditangkap atas tuduhan merusak ahlak para jejaka Athena karena mereka mabuk dalam lautan karnal. Ketika pengadilan akan menjatuhkan hukuman mati terhadap Phryne, pembelanya yang bernama Hyperides mengajukan pembelaan dengan cara meminta Phryne berdiri di suatu tempat di depan majelis hakim dengan posisi yang dapat dilihat oleh semua yang hadir.

Lalu, Hyperides meminta Phryne menanggalkan jubah kain tipis yang menutupi tubuhnya. Kain itu meluncur melewati betisnya dan jatuh ke lantai. Seketika para hakim dan menteri negara yang rata-rata sudah sepuh itu pun terkesima dan memutuskan tidak jadi mengeksekusi Phryne.

Setelah bisa ‘menaklukkan’ seluruh pejabat negara dengan ketelanjangannya, Phryne makin berani. Ia kemudian mencoba memamerkan kemolekan tubuhnya pada festival Poseidon dengan berjalan nir-busana sembari berlenggok-lenggok untuk memancing renjana para penonton. Ia juga meminta kepada pelukis yang sedang menganggur disana untuk melukisnya. Lukisan itu kemudian dinamai Aphrodite Anadyomene.

Apa yang Phryne lakukan di festival Poseidon itu dipercaya merupakan awal dari berkembangnya striptease show yang kita kenal sekarang. Dalam pengertiannya, strip-tease merupakan tarian yang dipertonton sambil telanjang. Tarian ini banyak disajikan di club-club malam atau pun diskotik dan penonton akan memberikan saweran pada si penari jika mereka puas.

-Andika Surya Putra

Editor : Veronica Septiana S

Sumber :

Kapparis, Konstantinos (2018), Prostitution in the Ancient Greek World, Berlin: De Gruyter,

Baca artikel lainnya

+ There are no comments

Add yours