Ave Neohistorian!
Gudeg merupakan salah satu makanan khas Indonesia, tepatnya khas Jogja. Bagi penduduk Jogja atau yang sudah pernah ke Jogja pasti tidak asing dengan makanan manis yang satu ini. Gudeg dibuat dari nangka muda yang dimasak menggunakan gula Jawa dan santan dalam waktu yang cukup lama. Olahan ini menghasilkan rasa yang manis, asin, dan gurih yang lezat sehigga banyak disukai. Dalam penyajiannya, biasanya gudeg disajikan bersama dengan ayam opor, tempe bacem dan juga kerecek dengan daun pisang sebagai alasnya.
Terciptanya gudeg dimulai pada abad ke-15, pada saat bedirinya Mataram di Alas Mentaok. Pada saat itu, banyak pohon yang ditebang, termasuk pohon yang banyak buahnya. Seorang prajurit kerajaan mencetuskan ide untuk mengolah nangka muda dan kelapa yang melimpah agar tidak terbuang. Cara memasaknya dengan mengaduk terus – menerus (Hanggudek) sehingga dikenal dengan nama gudeg. Gudeg varian lain yakni Gudeg manggar yang dibuat dari bahan bunga kelapa pun dibuat oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Retno Pembayun yang merupakan isteri dari oposan Mataram, Ki Ageng Mangir Wonoboyo.
Sejak itu, gudeg telah menjadi makanan yang disantap sehari-hari masyarakat di Jogja. Kepopuleran gudeg semakin meningkat pada tahun 1949 bersamaan dengan berdirinya Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Hingga kini, orang yang bertamasya ke Jogja biasanya menyantap gudeg sebagai makanan yang menjadi ciri khas di Jogja. Karena kepopuleran gudeg, orang di luar Jogja juga kerap memasak olahan gudeg yang disesuaikan dengan kesukaan masyarakat setempat. Contohnya, gudeg di Karawang yang cenderung lebih asin dibandingkan dengan gudeg di Jawa Tengah.
Editor: Armania Bawon Kresnamurti
-Stephani Thalia Susanty
Sumber:
Gardjito, Murdijati. 2017. Kuliner Yogyakarta. Jakarta: Gramedia.
+ There are no comments
Add yours