Sun Yat-sen dan Muslim Tiongkok

Ave Neohistorian!

Pada tahun 1911, seorang Tionghoa Hakka bernama Sun Yat-sen menggulingkan Dinasti Qing yang dipimpin oleh etnis Manchu. Sebagai gantinya ia mendirikan Republik Tiongkok. Sun merancang bendera baru untuk Tiongkok berdasarkan Prinsip “Lima Ras dalam Satu Kesatuan”, terdiri atas 5 Garis Horizontal yang mewakili Lima Suku Bangsa, yaitu Merah untuk Han, Kuning untuk Manchu, Biru untuk Mongol, Putih untuk pemeluk Islam seperti Hui, Salar dan Uighur serta Hitam untuk Tibet.

Di dalam San Min Chu (tiga landasan pokok Negara), Sun memuji umat Islam di Tiongkok, karena kontribusi mereka yang besar untuk merobohkan Dinasti Qing, diantaranya Jendral Ma Anliang. Walaupun Sun beragama Kristen namun ia memuji-muji mereka sebagai orang-orang yang pemberani, revolusioner dan rela berkorban demi “tujuan mulia”.

Pada era Republik Tiongkok, banyak madrasah didirikan, di beijing sendiri hampir ada 40 masjid. Republik Tiongkok juga memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang ingin belajar di Universitas Al-Azhar di Mesir. Posisi umat Islam di era Kekuasaan Partai Kuomintang sangat dihormati, bahkan Menteri Pertahanan Republik Tiongkok yakni Bai Chongxi juga seorang Muslim.

Namun semua berubah ketika Jepang menyerang. Kendati banyak Muslim yang membela tanah air seperti Jendral Ma Bufang dari etnis Hui, maupun pasukan Kavaleri etnis Turki Salar, namun Jepang teralu kuat. Tercatat, Jepang menghancurkan 220 masjid, membunuhi pemeluk Islam di tiap kota dan mengotori masjid dengan lemak babi.

Setelah Jepang pergi dan Mao berkuasa, tak sedikit elit Muslim Kuomintang yang ikut bersama Chiang Kai-shek ke Taiwan dan membangun komunitas Muslim di Pulau itu.

Penulis: Muhammad Gamal Abdurrohman

Editor: Daniel Limantara

Referensi:

H. Ibrahim Tien Ying Ma. Perkembangan Islam di Tiongkok. Bulan Bintang

Baca artikel lainnya

+ There are no comments

Add yours